Wednesday, December 4, 2019

Belajar Berpolitik di Sekolah



PEMILU Presiden dan Wakil Presiden sudah semakin dekat Para elite politik mulai menyibukkan diri dengan kampanye dan segala programnya untuk mendapatkan tahta kepresidenan di negeri ini. Berkaitan dengan pemilu, hal yang sangat penting dilakukan adalah mengenai sosialisasi politik Sosialisasi politik merupakan bagian dari proses sosialisasi yang membentuk nilai-nilai politik, yang menunjukkan bagaimana seharusnya setiap warga negara berpartisipasi dalam sistem politiknya. Salah satu cara yang dilakukan dalam menyosialisasikan politik adalah melalui pendidikan politik bagi warga negara


Pendidikan politik bertujuan mendidik dan membina warga negara agar sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Pendidikan politik dapat dilakukan siapa saja, baik itu pemerintah, partai politik, kelompok-kelompok kepentingan, LSM dan lain-lain. Untuk lingkungan sekolah, media untuk pendidikan politik melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).

PKn sebagai salah satu bentuk pengajaran yang dimaksudikan untuk membina warga negara yang baik, dalam arb mampu berpartisipasi dalam kehidupan politik bangsanya/sistem politik nasional. Menurut Cholisin dalam bukunya Pendidikan Kewarganegaraan (199429). pentingnya PKn mencakup tiga hal yaitu sebagai sarana nation and character building, mewujudkan dan mengembangkan pemerintahan yang demokratis yang berdasarkan hukum, memelihara dan mengembangkan sistem politik nasional. Melalui pendidikan ini siswa belajar bagaimana menerima perbedaan pendapat, menghargai nilai-nilai pluralisme, toleransi, anti kekerasan, HAM, pemilu dan sebagainya


Di lingkungan sekolah, siswa dapat belajar berpolitik secara langsung melalui Organisasi Siswa


Oleh Nurwahyuni SPd


Intra Sekolah (OSIS). Pada saat pemilihan ketua OSIS, setiap siswa memilih sendiri para calon ketua yang akhirnya nanti terpilih menjadi ketua OSIS berdasarkan suara terbanyak. Dalam penyampaian program-programnya, para calon ketua OSIS diminta menyampaikan visi-misinya secara terbuka, kemudian para pemilih bisa menilai, menimbang dan memutuskan siapa calon ketua OSIS yang akan dipilih. Kegiatan ini merupakan suatu aktivitas berpolitik yang sederhana baik disadari maupun tidak disadari oleh para siswa.

Dalam konteks politk, pendidikan politik berkaitan dengan sosialisasi kegiatan pemilu, bagaimana memilih parpol, calon legislatif, pasangan capres dan cawapres dengan pertimbangan yang lebih rasional. Menjelang pemilu seperti saat ini, para guru khususnya PKn dituntut lebih aktif dan inovatif mengembangkan dan mentransfer pengetahuan tentang politik dan pemilu bagi para siswa Hal ini penting, karena masih minimnya pengetahuan politik di kalangan pemilih pemula. Siswa merupakan pemilih pemula yang dapat dikatakan masih buta politik. Jangankan pemilih pemula, orang tua saja masih banyak yang bingung karena banyaknya partai dan prosedur yang berubah-ubah Guru dapat melatih pikiran siswa agar lebih kritis menanggapi isu-isu politik sehingga tidak mudah dimobilisasi oleh kepentingan politik tertentu.

Dengan begitu para siswa diharapkan menjadi warga negara yang melek politik yang bermakna sadar akan tugas, kewajiban dan haknya; melek konstitusi dan perundangan dan melek akan apa yang sudah, sedang dan akan dikenakan pemerintah, serta mengerti masalah-masalah dan ke-sukaran yang dihadapi pemerintah J - k


) Penulis, Guru PKn SHIAN 1 Rongkop. Gunungkidul.
Disqus Comments