Tuesday, November 19, 2019

300 Bayi Tabung, 20 Persen Kembar


ilustrasi rumah sakit

Umur dr Ivan Rizal Sini SpOG masih relatif muda, baru 37 tahun. Tetapi, prestasinya di bidang bayi tabung tidak bisa diremehkan. Dia pernah berhasil menangani program itu di luar negeri. Kini, dia semakin tertantang untuk menekuni bayi tabung di tanah air.

SEHARI-hari Rizal menjabat vice president director di PT Bundamedik yang mengelola RSIA (RS Ibu dan Anak) Bunda. Jl Teuku Cik Di Tiro, Menteng. Jakarta Pusat. Hingga kini, sudah sepuluh tahun Rizal menekuni bidang bayi tabung. Selama itu, alumnus Reproductive Medicine University of Western Sydney pada 2005 tersebut menangani 700-800 pasien bayi tabung.

Di antara jumlah kasus yang ditangani itu. 40-50 persen berhasil. Artinya. Ivan -demikian dia disapa- berhasil "melahirkan" sekitar 300 bayi melalui program fertilisasi tn vitro atau program bayi tabung. Sekitar 20 persen di antara mereka lahir kembar


Ivan menceritakan, dirinya tertarik menekuni bayi tabung lantaran merasa takjub terhadap patses perkembangan embrio dalam rahim manusia. "This is absolutely fascinating," ujarnya. Sepuluh tahun lalu, kata dia, tingkat keberhasilan program bayi tabung masih rendah. Angkanya IO-l5persen.Meski demikian, dia amat tertarik untuk mendalami bidang tersebut. Ketika j*"1, Ivan percaya, prospek program bayi tabung di masa mendatang bakal lebih baik seiring dengan terus berkembangnya dunia kedokteran.

Benar saja, kini program bayi tabung memang kian diminati. Apalagi tingkat persentase keberhasilannya juga semakin tinggi. Angkanya 40-60 persen. "Semakin tingginya tingkat keberhasilan program ini juga semakin meningkatkan kepercayaan diri kami," tuturnya.

Mulanya Ivan menapaki karir di bidang bayi tabung dengan menjadi staf di bagian Gynaecology Surgery Senior Registrar di The Queen Elizabeth Hospital Adelaide, Australia. Ketika itu. Ivan sudah mulai menangani bayi tabung. Karirnya kemudian melejit ketika dia dipercaya me-

megang jabatan kepala unit bayi tabung di Clinician of Repromed Darwin IVF Centre pada 2(K)4-2005.

Kurang lebih dua tahun Ivan memimpin instansi tersebut. Dalum kurun waktu dua tahun itulah. Ivan dinilai paling berhasil menangani bayi tabung jika dibandingkan dengan dokter lain. Tingkat keberhasilan kasusnya cukup tinggi. Tidak uning, dia pun mendapatkan penghargaan dari Australia. "Cukup bangga karena kila bisa berhasil di negeri orang." ucap bapak tiga anak itu.

Pada 2005, Ivan memuluskan pulang ke


Indonesia. Dia lantas memilih bekerja di RSIA Bunda Jakarta hingga sekarang. Selama kurun waktu itu. dia tidak sekali pun merangkap bekerja di tempat lain. "Di sini sudah cukup kewalahan. Saya ingin concem mengembangkan tempat ini." ucapnya.

Selama lima tahun memimpin unit bayi tabung di RSIA Bunda, tren kenaikan program itu terus meningkat. Tiap tahun, rata-rata tim dokter RS Bunda menangani 300 pasien. Artinya, tiap hari hampir ada satu pasien baru yang ikut program tersebut. Di antara jumlah ilu. 50-60 persen adalah pa-sien di bawah usia 35 tahun dan 40 persen pasien di atas usia 40 tahun.

Ivan menjelaskan, semakin muda usia pasangan atau di bawah 35 tahun, tingkat keberhasilan mengikuti program itu semakin terbuka lebar. Peluang keberhasilannya 50-60 persen. Keuntungan lain dari sisi kesehatan adalah janinnya terhindar dari gangguan down syndrome. Risiko terkena penyakit itu lebih kecil,yakni I 1.600. Bandingkan dengan risiko yang harus ditanggung pasangan yang usianya di atas 35 tahun. Risiko janinnya terkena down syndrome adalah I 4(X). Tingkat keberhasilan mereka yang ikut program tersebutjuga hanya 25-30 persen.

Karena itu, kata Ivan, pasangan yang bertekad ikut program ini harus memiliki persiapan malang. Pertama, sudah terindikasi jelas belum memiliki anak selama .bertahun-tahun. Hal ilu bisa disebabkan saluran telur terputus, kuantitas sperma minim, maupun usia pasangan di atas produktif. "Secara fisik pasien siap, organ tubuh siap, tidak ada penyakit yang membahayakan untuk terjadinya kehamilan." terangnya, (kit/kum)
Disqus Comments