Friday, November 29, 2019

Jangan Membandingkan Kecerdasan Anak



JANGAN bandingkan kecerdasan anak kita dengan anak orang, apalagi anak pembanding itu cerdas. "Nak, kamu ini belum juga bisa membaca, padahal temanmu iiu sudah lancar," contoh yang disampaikan Hj Drg Wistniarti, pembicara pada Seminar dan Talk Show Kenal Pendidikan Anak Usia Dini yang diselenggarakan Dewan Komite Sekolah TK dan Play Group Islam Sabilal Muhtadin yang berlangsung di Swiss bellHOTEL Borneo, Banjarmasin, Sabtu tadi.

Menurut pembicara dari Sekolah Al Falah Jakarta ini, banyak orangtua yang memaksa anak kecilnya agar bisa super di berbagai bidang. Itu, paparnya, salah satu tindakan orangtua yang keliru. Sebab, otak anak itu merupakan perpaduan atau kombinasi gen kedua orangtuanya. "Karena kombinasi gen orangtua itu, maka masing-masing anak pasti berbeda kecerdasannya," ujarnya.

Wismiarti menguraikan beragam kecerdasan yang dimiliki anak sesuai dengan hasil kombinasi gen kedua orangtuanya. Kecerdasan pertama adalam linguistic intelligence. Yakni kemampuan berbahasa dalam bicara dan menulis untuk mencapai beberapa tujuan. Kecerdasan lainnya adalah logical mathematical intelligence yang meliputi kemampuan anak menganalisa problem logically operasional matematik dan menginvesiigasi masalah secara ilmiah.

Juga musical intelligence. Yakni kemampuan penampilan, komposisi, dan apresisasi bentuk-bentuk music, bodily-kines-thetic intelligence, yang merupakan kemampuan menggunakan seluruh bagian tubuh untuk menyelesaikan masalah atau melakukan suatu gerak yang menghasilkan produk. Sedangkan spatial intelligence adalah mengorganisasikan dan memanipulasi gambar dan ruangan yang lebar.

Kecerdasan lain yang disampaikan Wismiarti adalaj interpersonal intelligence. Yakni kemampuan untuk mengerti maksud, motivasi, dan hasrta orang lain, serta secara konsekuen bekerja efektif dengan orang lain. Sedangkan intrapersbnal intellegehci adalah untuk mengerti diri sendiri dan memiliki kemampuan bekerja dengan efektif. "Tugas kita sebagai orangtua, mengisi kepala atau otak anak dengan berbagai ilmu dan keterampilan sesuai dengan kecerdasan yang dapat dilihat itu," saran Wismiarti.

Seminar dan talk show itu diikuti sekitar 350 peserta yang berasal dari orangtua murid, guru, dan peserta umum. "Maksud kegiatan ini untuk mcnyelcraskan dalam bentuk realisasi pendidikan anak di sekolah dengan di rumah," ujar Ketua Pelaksana Hj Ika Irayana.(yha)
Disqus Comments